Rabu, 23 Maret 2011

OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL 2011

O2SN IV 2011 Tingkat SD dan SMP akan dilaksanakan pada bulan juni-juli 2011 cabang olahraga yang akan di lombakan sebagai berikut:


1.  PENCAK SILAT    ( SD/SMP )   
2. Voli                          ( SD/SMP )
3. Renang                     ( SD/SMP )
4. Tenis meja                ( SD/SMP )
5. Tenis lapangan          ( SD/SMP )
6. Bulu tangkis              ( SD/SMP )
8. Karate                      ( SD/SMP )
9. Sepak bola                    (SD)
10. Catur                      ( SD/SMP )
11. Senam                    ( SD/SMP )
12. Basket 3 on 3            ( SMP )

 Persyaratan:
1. Peserta berasal dari SD/MI atau SMP pada tahun pelajaran 2011/2012 dan masih duduk di SD/SMP
2. Kelahiran tahun 1999 bagi SD dan 1997 bagi SMP Readmore »»

Selasa, 22 Februari 2011

KATEGORI BEREGU

1. Perlengkapan bertanding
 

1.1. Pakaian :
Pakaian pencak silat model standar, warna HITAM dengan sabuk
/bengkung warna putih lebar 10 cm yang dipakai tanpa simpul dan juga
tidak terurai serta tanpa assesories. (jilbab bukan merupakan assesories)
 

1.2. Senjata :
Tanpa senjata



2. Tahapan pertandingan
Sama dengan ketentuan tentang tahapan pertandingan pada kategori Tunggal
dan Ganda.


 3. Waktu pertandingan
Waktu pertandingan adalah 3 (tiga) menit.


4. Tata cara pertandingan
Sama dengan ketentuan tentang tata cara pertandingan pada Kategori Tunggal
diluar ketentuan tentang senjata.


5. Ketentuan bertanding

5.1. Aturan bertanding
5.1.1. Peserta menampilkan Jurus Wajib Regu selama 3 (tiga) menit
Toleransi kelebihan atau kekurangan waktu adalah 5 (lima) detik
untuk Golongan Remaja dan Dewasa dan 10 (sepuluh) detik
untuk golongan Usia Dini dan Pra Remaja.
Bila penampilan lebih dari batas toleransi waktu yang diberikan
akan dikenakan hukuman.
5.1.2. Jurus Wajib Regu diperagakan menurut urutan gerak dan
kebenaran teknik jurus, kekompakan irama gerakan, kemantapan
dan penjiwaan yang ditetapkan untuk jurus ini.
5.1.3. Diperkenankan bersuara mulut tidak berlebihan (vokal)/ berteriak
selama waktu peragaan.

5.2. Hukuman
5.2.1. Hukuman pengurangan nilai dijatuhkan kepada peserta karena
kesalahan terdiri atas :
a. Faktor kesalahan dalam jurus an rincian gerakan
a.1. Pengurangan nilai 1 (satu) dikenakan kepada peserta
setiap kali yang bersangkutan melakukan gerakan yang
salah, yaitu :
a.1.1. Kesalahan dalam rincian gerak
a.1.2. Kesalahan urutan rincian gerak
a.2. Pengurangan nilai 1 (satu) dikenakan kepada peserta
untuk setiap gerakan yang tertinggi (tidak ditampilkan)
a.3. Pengurangan nilai 1 (satu) dikenakan kepada peserta
setiap kali yang bersangkutan menampilkan gerakan
tidak kompak diantara peserta
a.4. Hukuman DISKUALIFIKASI diberikan kepada Pesilat
yang tidak menampilkan salah satu jurus dan atau
memperagakan urutan jurus yang salah.
b. Faktor waktu
Sama dengan peraturan untuk kategori Tunggal
c. Faktor lain-lain
c.1. Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta
setiap kali yang bersangkutan keluar dari gelanggang
(10 m X 10 m).
c.2. Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta
setiap kali yang bersangkutan memperdengarkan suara
mulut yan berlebihan (vokal)
c.3. Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta
yang memakai pakaian yang tidak sepenuhnya menurut
ketentuan yang berlaku/ tidak sempurna.
5.2.2. Undur Diri
Pesilat dinyatakan undur diri apabila setelah 3 (tiga) kali
pemanggilan oleh Sekretaris Pertandingan tidak memasuki
gelanggang untuk memperagakan kategori Regu.
Setiap pemanggilan dengan tenggang waktu 30 detik
5.2.3. Diskualifikasi
a. Penilaian terhadap peserta menjadi batal, bila setelah
berakhirnya penampilan didapati bahwa ada jurus yang tidak
diperagakan oleh peserta. Dalam hal ini peserta dikenakan
hukuman diskualifikasi
b. Pesilat yang memakai pakaian yang menyimpang dari
ketentuan pertandingan dinyatakan diskualifikasi.


6. Penilaian

6.1. Penilaian terdiri atas :
6.1.1. Nilai kebenaran yang mencakup unsur :
a. Kebenaran gerakan dalam setiap jurus
b. Kebenaran urutan gerakan
c. Kebenaran urutan jurus
Nilai diperhitungkan dari jumlah gerakan Jurus Wajib Regu (100
gerakan) dikurangi nilai kesalahan
6.1.2. Nilai kekompakan, kemantapan dan soliditas yang mencakup
unsur :
a. Kekompakan, kemantapan dan soliditas gerakan
b. Keserasian irama gerak
c. Kesamaan penghayatan gerak
d. Tenaga dan stamina
Pemberian nilai antara 50 (lima puluh) s/d 60 (enam puluh)
angka yang dinilai secara total / terpadu diantara keempat unsur
kekompakan, kemantapan dan soliditas.


7. Penentuan dan pengumuman pemenang

7.1. Pemenang adalah peserta yang mendapat nilai tertinggi untuk
penampilannya

7.2. Bila terdapat nilai yang sama, pemenangnya adalah peserta dengan
jumlah Nilai Kebenaran tertinggi

7.3. Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya adalah peserta dengan jumlah
nilai kekompakan, kemantapan dan soliditas tertinggi

7.4. Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya adalah peserta dengan waktu
peragaan yang paling mendekati ketepatan waktu (3 menit), baik lebih
maupun kurang

7.5. Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya adalah peserta dengan jumlah
nilai hukuman terkecil

7.6. Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya akan di undi oleh Ketua
Pertandingan disaksikan oleh Delegasi Teknik, Dewan Juri dan Tim
Manejer pesilat bersangkutan

7.7. Pengumuman perolehan nilai peserta setiap kategori disampaikan setelah
para Juri menyelesaikan tugasnya menilai seluruh peserta pada setiap
kategori Jurus Regu.

Readmore »»

KATEGORI GANDA

1. Perlengkapan Bertanding
Pakaian :
Pakaian Pencak Silat model standar, warna bebas dan polos (celana dan
baju boleh dengan warna yang sama atau berbeda). Memakai ikat kepala
(jilbab bukan ikat kepala) dan kain sampingwarna polos atau bercorak.
Pilihan dan kombinasi warna diserahkan kepada peserta. Warna pakaian,
corak ikat kepala /kain samping kedua pesilat kategori Ganda boleh
sama atau berbeda. Boleh memakai badge IPSI di dada sebelah kiri.
Senjata :
Jenis, ukuran dan jumlah senjata yang sama dengan kategori
Tunggal ditambah dengan senjata pendek dan panjang (Clurit,
pisau, trisula, pedang).
Teknik penggunaan senjata bebas menurut aliran masing-masing.
Pesilat bebas untuk :
a. Masing-masing menggunakan senjata
b. Salah satu pesilat bersenjata, yang lainnya tangan kosong
c. Berganti senjata dalam peragaan/senjata beralih tangan
d. Melepaskan/menjatuhkan senjata sesuai dengan deskripsi
peragaan.



2. Tahapan pertandingan
Sama dengan ketentuan tahapan pertandingan pada kategori tunggal


3. Waktu pertandingan
Sama dengan ketentuan waktu pada kategori Tunggal


4. Tata cara pertandingan
Sama dengan ketentuan tata cara pertandingan pada kategori tunggal.


5. Ketentuan bertanding

5.1. Aturan bertanding
5.1.1. Peserta menampilkan kekayaan tekhnik serang bela Pencak Silat
yang dimiliki selama 3 (tiga) menit dengan tangan kosong dan
dilanjutkan bersenjata golok/parang dan tongkat serta salah satu
pilihan dari senjata tambahan.
Toleransi kelebihan atau kekurangan waktu adalah 5 (lima) detik
untuk golongan Remaja dan Dewasa dan 10 (sepuluh) detik
untuk golongan Usia Dini dan Pra Remaja.
Bila penampilan lebih dari batas toleransi waktu yang diberikan
akan dikenakan hukuman.
5.1.2. Jurus Teknik Pencak Silat kategori yang diperagakan harus
ditampilkan secara berseri.
Setiap seri merupakan satu rangkaian teknik serang bela yang
terancang, efektif, estetis, mantap dan logis, baik bertenaga dan
cepat maupun dalam gerakan lambat untuk dapat memperagakan
teknik secara lebih jelas dengan tangan kosong dan bersenjata.
Setiap seri dimulai dari sikap pasang, pelaksanaan teknik serang
bela dan kembali ke sikap pasang atau gerak langkah awal.
Jumlah seri serang bela tangan kosong atau bersenjata yang dapat
ditampilkan selama 3 (tiga) menit, diserahkan kepada pesilat
dengan ketentuan seri serang bela tangan kosong dan bersenjata
masing-masing minimal 3 (tiga) seri.
5.1.3. Diperkenankan bersuara secara tidak berlebihan dengan teriakan
/vokal selama peragaan.

5.2. Hukuman
5.2.1. Hukuman pengurangan nilai dijatuhkan karena kesalahan peserta
terdiri atas:
a. Faktor waktu
Peragaan kurang atau lebih dari 3 (tiga) menit
a.1. Penampilan kurang atau lebih dari 5 (lima) s/d 15 (lima
belas) detik dikenakan pengurangan nilai 10 (sepuluh)
untuk Golongan Remaja dan Dewasa.
Penampilan kurang atau lebih dari 10 (sepuluh) s/d 15
(lima belas) detik dikenakan pengurangan nilai 10
untuk golongan usia Dini dan Pra Remaja.
a.2. Penampilan kurang dari 16 (enam belas) s/d 30 (tiga
puluh) detik dikenakan pengurangan nilai 15.
a.3. Penampilan kurang dari diatas 30 (tiga puluh) detik
dikenakan pengurangan nilai 20.

b. Faktor lain-lain
b.1. Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta
setiap kali yang bersangkutan keluar dari gelanggang
(10m X 10m).
b.2. Pengurangan nilai 10 (sepuluh) dikenakan pada peserta
setiap kali yang bersangkutan jatuh senjatanya sesuai
yang ditentukan dalam deskripsi.
b.3. Pengurangan nilai 10 (sepuluh) dikenakan kepada
peserta yang senjatanya tidak lepas /tidak jatuh sesuai
yang ditentukan dalam deskripsi.
b.4. Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta
setiap kali yang bersangkutan memperdengarkan suara
mulut (vokal) berlebihan/berteriak.
b.5. Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta
yang dalam penampilannya didapati senjata yang tidak
sepenuhnya menurut ketentuan yang berlaku (tidak
sempurna) seperti senjata golok patah, tongkat
retak/pecah, golok lepas dari gagangnya. Assesories
jatuh tidak dikenakan hukuman pengurangan nilai.

5.2.2. Undur diri
Pesilat dinyatakan unur diri apabila setelah 3 (tiga) kali
pemanggilan oleh Sekretaris Pertandingan tidak memasuki
gelanggang untuk memperagakan kategori Ganda.
Setiap pemanggilan dengan tenggang waktu 30 detik.

5.2.3. Diskualifikasi
Pesilat yang memakai pakaian yang menyimpang dari ketentuan
pertandingan dinyatakan diskualifikasi


6. Penilaian

6.1. Penilaian terdiri atas :
6.1.1. Nilai Teknik Serang Bela
Nilai teknik serang bela tangan kosong maupun bersenjata
mencakup penggunaan berbagai bentuk teknik serang bela
dengan tangan dan kaki, seperti : pukulan, tendangan, sapuan,
jatuhan, tangkisan, hindaran/elakan, tangkapan, kuncian dan
lainnya.
Sasaran penilaian ditujukan kepada faktor:
a. Kualitas teknik serang bela baik tangan kosong maupun
bersenjata.
b. Kekayaan bentuk teknik serang bela baik tangan kkosong
maupun bersenjata.
c. Keterampilan maupun kreativitas teknik seran bela
d. Logika pelaksanaan teknik serang bela
Pemberian nilai diantara 50 (lima puluh) s/d 100 (seratus) angka
yang diniai secara terpadu/total diantara keempat unsur nilai
teknik.

6.1.2. Nilai kemantapan :
Nilai kemantapan terdiri atas faktor kemantapan, kekompakan,
keberanian kedua pesilat dalam penampilannya.
Sasaran Peilaian ditujukan kepada faktor :
a. Kemantapan dan ketegasan gerak.
b. Kekompakan/ soliditas kedua pesilat.
c. Keberanian memainkan senjata.
d. Tenaga dan stamina.
Pemberian nilai antara 50 (lima puluh) s/d 60 (enam puluh)
angka yang dinilai secara total /terpadu diantara keempat unsur
kemantapan.
6.1.3. Nilai penghayatan yang mencakup faktor :
a. Keserasian ekspresi penghayatan gerakan
b. Keserasian irama gerakan.
Pemberian nilai antara 50 (lima puluh) s/d 60 (enam puluh)
angka yang dinilai secara total /terpadu diantara kedua unsur
penghayatan.


7. Penentuan dan pengumuman pemenang

7.1. Pemenang adalah peserta yang mendapat nilai tertinggi untuk
penampilannya.

7.2. Bila terdapat nilai yang sama, pemenangnya adalah peserta dengan
jumlah nilai tertinggi untuk unsur teknik serang bela.

7.3. Bila nilai masih tetap sama, pemenangny adalah peserta dengan jumlah
nilai tertinggi untuk unsur kemantapan/ kekompakan/ keberanian.

7.4. Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya adalah peserta dengan jumlah
nilai tertinggi untuk unsur penghayatan.

7.5. Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya adalah peserta dengan waktu
peragaan yang paling mendekati ketetapan waktu (3 menit), baik lebih
maupun kurang.

7.6. Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya adalah peserta dengan jumlah
nilai hukuman terkecil.

7.7. Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya akan diundi oleh Ketua
Pertandingan disaksikan oleh Delegasi Teknik, Dewan Juri dan Tm
Menejer pesilat bersangkutan.

7.8. Pengumuman nilai perolehan peserta setiap kategori disampaikan setelah
para Juri menyelesaikan tugasnya menilai seluruh peserta pada setiap
kategori ganda
Readmore »»

KATEGORI TUNGGAL

1. Perlengkapan Bertanding

1.1. Pakaian :
Pakaian pencak silat model standard, warna bebas dan polos (celana dan
baju boleh dengan warna yang sama atau berbeda). Memakai ikat kepala
(Jilbab bukan merupakan ikat kepala) dan kain samping warna polos
atau bercorak. Pilihan dan kombinasi warna diserahkan kepada peserta.
Boleh memakai badge IPSI di dada sebelah kiri.


1.2. Senjata

1.2. Untuk golongan remaja dan Dewasa
Golok atau parang terbuat dari logam, tidak tajam dan tidak
runcing dengan ukuran antara 30 cm s/d 40 cm.
Tongkat tebuat dari rotan dengan ukuran panjang antara 150 cm
s/d 180 cm, dengan garis tengah 2,5 cm s/d 3,5 cm.

1.2. Untuk Usia Dini dan Pra Remaja
Golok atau parang terbuat dari logam atau kayu, tidak tajam dan
tidak runcing dengan ukuran antara 20 cm s/d 30 cm.
Tongkat terbuat dari rotan dengan ukuran panjang antara 150 cm
s/d 180 cm, dengan garis tengah 2,5 cm s/d 3,5 cm.

2. Tahapan Pertandingan

2.1. Bila pertandingan diikuti oleh lebih dari 7 (tujuh) peserta maka
dipergunakan sistem pool.

2.2. Tiga peraih nilai tertinggi dari setiap pool ditampilkan kembali untuk
mendapatkan penilaian ditahap berikutnya, kecuali tahap pertandingan
berikutnya adalah babak final.
Peserta tingkat final adalah 3 (tiga) pemenang menurut urutan perolehan
nilai dari tahapa pool pertandingan sebelumnya.

2.3. Jumlah pool ditetapkan oleh rapat antara delegasi teknik, Ketua
Pertandingan dan Dewan juri serta disampaikan kepada peserta dalam
Rapat Teknik.

2.4. Pembaian pool peserta dilakukan melalui undian dalam rapat Teknik

2.5. Setiap kategori, minimal harus diikuti oleh 2 (dua) peserta, dan langsung
babak final.


3. Waktu Pertandingan

3.1. Waktu penampilan adalah 3 (tiga) menit.


4. Tata Cara Pertandingan

4.1. Pelaksanaan pertandingan didahului dengan masuknya para juri dari
sebelah kanan Ketua Pertandingan dan setelah memberi hormat serta
menyampaikan laporan tentang akan dimulainya tugas penjurian kepada
Ketua Pertandingan, para juri mengambil tempat yang telah ditentukan.

4.2. Senjata yang akan dipergunakan sudah diperiksa dan disahkan oleh
ketua Pertandingan, kemudian diletakkan pada standar yang disediakan
oleh Panitia Penyelenggara.

4.3. Pesilat yang akan melakukan peragaan, memasuki gelanggang dari
sebelah kiri Ketua Pertandingan, berjalan menurut adab yang
ditentukan,menuju ke titik tengah gelanggang. Memberi hormat kepada
ketua pertandingan dan selanjutnya berbalik untuk memberi hormat
kepada para juri.

4.4. Sebelum peragaan dimulai, ketua Pertandingan memberi isyarat dengan
bendera kuning kepada para juri, Pengamat Waktu dan Aparat
Pertandingan lainnya agar bersiap untuk memulai tugas.

4.5. Setelah selesainya pembukaan salam PERSILAT, gong tanda waktu
dimulainya pertandingan dibunyikan, dan peserta pertandingan langsung
melaksanakan peragaan tangan kosong dilanjutkan dengan bersenjata.
Berakhirnya waktu yang ditetapkan ditandai dengan bunyi gong.

4.6. Setelah waktu peragaan berakhir, pesilat memberi hormat kepada Juri dan
Ketua Pertandingan dari titik tengah gelanggang, dan selanjutnya
meninggalkan gelanggang dari sebelah kiri Ketua Pertandingan, berjalan
menurut adab yang telah ditentukan.

4.7. Para Juri kemudian memberikan penilaian untuk peragaan yang baru saja
berlangsung selama 30 (tiga puluh) detik.

4.8. Pengamat Waktu mencatat dan menandatangani formulir Catatan waktu
Peragaan Pesilat untuk disahkan oleh Ketua Pertandingan dan segera
diumumkan untuk diketahui oleh juri yang bertugas.

4.9. Pembantu Gelanggang mengambil formulir hasil penilaian Juri dan
menyerahkan kepada Dewan Juri.

4.10. Setelah selesai perhitungan, para juri meninggalkan tempatnya secara
tertib menuju ketua Pertandingan, memberi hormat dan melaporkan
tentang selesainya pelaksanaan tugas. Selanjutnya para juri
meninggalkan gelanggang dari sebelah kiri Ketua Pertandingan.




5. Ketentuan Pertandingan

5.1. Aturan Pertandingan
5.1.1. Peserta menampilkan Jurus Tunggal Baku selama 3 (tiga) menit
terdiri atas tangan kosong dan selanjutnya menggunakan senjata
golok/parang dan tongkat.
Toleransi kelebihan atau kekurangan waktu adalah 5 (lima) detik
untuk golongan Remaja dan Dewasa dan 10 (sepuluh) detik
untuk golongan Usia Dini dan Pra Remaja.
Bila penampilan lebih dari batas toleransi waktu yang diberikan
akan dikenakan hukuman.
5.1.2. Jurus Tunggal Baku diperagakan menurut urutan gerak
kebenaran rincian teknik jurus tangan kosong dan bersenjata,
irama gerak, kemantapan dan penjiwaan yang ditetapkan untuk
jurus ini.
5.1.3. Diperkenankan bersuara secara tidak berlebihan dengan teriakan
(berteriak)/suara mulut/vokal selama waktu peragaan.
5.1.4. Bila pesilat tidak dapat melanjutkan penampilannya karena
kesalahannya, peragaan dihentikan oleh Ketua Pertandingan
karena pesilat yang bersangkutan dinyatakan Diskualifikasi.
Ketentuan ini juga berlaku untuk kategori Ganda dan Regu.

5.2. Hukuman
5.2.1. Hukuman pengurangan nilai dijatuhkan kepada peserta karena
kesalahan terdiri atas :
a. Faktor kesalahan dalam rincian gerakan dan jurus
a.1. Pengurangan nilai 1 (satu) dikenakan kepada peserta
setiap kali yang bersangkutan melakukan gerakan yang
salah, yaitu :
a.1.1. Kesalahan dalam rincian gerak
a.1.2. Kesalahan urutan rincian gerak
a.2. Pengurangan nilai 1 (satu) dikenakan kepada peserta
untuk setiap yang tertinggal (tidak ditampilkan).
a.3. Hukuman DISKUALIFIKASI diberikan kepada Pesilat
yang tidak menampilkan salah satu jurus dan atau
memperagakan urutan jurus yang salah.
b. Faktor Waktu
b.1. Peragaan kurang atau lebih dari 3 (tiga) menit
b.1.1. Penampilan kurang atau lebih dari 5 (lima) s/d
15 (lima belas) detik dikenakan pengurangan
nilai 10 untuk Golongan Remaja dan Dewasa .
Penampilan kurang atau lebih dari 10 (sepuluh)
s/d 15 (lima belas) detik dikenakan pengurangan
nilai 10 untuk golongan Usia Dini dan Pra
Remaja.
b.1.2. Penampilan kurang atau lebih dari 16 (enam
belas) s/d 30 (tiga puluh) detik dikenakan
pengurangan nilai 15.
b.1.3. Penampilan kurang atau lebih dari diatas 30 (tiga
puluh) detik dikenakan pengurangan nilai 20.
b.2. Pesilat yang waktu peragaannya lebih dari 3 menit,
berkewajiban untuk menyelesaikan sisa gerakan jurus
Tunggal, dan para Juri berkewajiban untuk menilai
kebenaranjurus yang diperagakan oleh Pesilat.
Pesilat hanya akan mendapatkan pengurangan nilai
sesuai dengan ketentuan faktor waktu.
c. Faktor lain-lain
c.1. Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peseta
setiap kali yang bersangkutan keluar dari gelanggang
(10 m x 10 m).
c.2. Pengurangan nilai 10 (sepuluh) dikenakan kepada peserta
setiap kali yang bersangkutan jatuh senjatanya diluar
yang ditentukan.
c.3. Pengurngan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta
setiap kali yang bersangkutan memperdengarkan suara
yang berlebihan.
c.4. Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta
yang memakai pakaian atau senjata yang tidak
sepenuhnya menurut ketentuan yang berlaku (tidak
sempurna). Termasuk di dalamnya adalah assesories
jatuh dan senjata patah.
c.5. Ketua Pertandingan melalui Dewan Juri berhak
mengesahkan atau membatalkan hukman pengurangan
nilai yang dibuat oleh para Juri kepada Pesilat
besangkutan apabla Pesilat melanggar ketentuan seperti
bersuara berteriak, keluar garis, dengan ketentuan jika 3
(tiga) Juri menentukan hukuman maka hukuman
tersebut dibatalkan.
Ketentuan ini berlaku untuk kategori Tunggal, Ganda
dan Regu.
c.6. Apabila pertandingan tidak bisa dilanjutkan karena Juri
tidak bisa melaksanakan tugasnya (sakit, cedera atau
pingsan) atau karena faktor non teknis (lampu mati,
terjadi keributan, bencana alam dan lain sebagainya),
maka Ketua Pertandingan akan menghentikan
pertandingan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Apabila hal tersebut terjadi pada Pesilat SELAIN
NOMOR UNDIAN TERAHIR, maka
pertandingan pada nomor tersebut akan diulang dari
menit awal setalah nomor undian terahir pada pool
dan kategori bersangkutan dengan Juri yang sama.
2. Apabila hal tersebut terjadi pada Pesilat NOMOR
UNDIAN TERAHIR, maka akan diulang sejak
menit awal dengan Juri yang sama secepat-cepatnya
5 (lima) ment dan selambat-lambatnya 10 (sepuluh)
menit setelah teratasinya kendala non teknis.
3. Juri yang tidak bisa melaksanakan tugasnya akan
diganti dengan Juri yang lain.
c.7. Pertandingan tidak bisa dilanjutkan karena Juri tidak
bisa melaksanakan tugasakibat kecelakaan yang
disebabkan oleh Pesilat (terbentur Pesilat, senjata lepas
dan lain sebagainya), maka Pesilat bersangkutan
dinyatakan DISKUALIFIKASI, dan Ketua
Pertandingan mengganti Juri yang bersangkutan setelah
berkonsultasi dengan Delegasi teknik dan Pertandingan
dilanjutkan dengan nomor undian berikutnya.

5.2.2. Undur Diri
Pesilat dinyatakan undur diri apabila setelah 3 (kali) pemanggilan
oleh Sekretaris Pertandingan tidak memaski gelanggang untuk
memperagakan kategori Tunggal.
Setiap pemanggilan dengan tenggang waktu 30 detik.
5.2.3. Diskualifikasi
a. Penilaian terhadap peserta menjadi batal, bila setelah
berakhirnya penampilan didapati bahwa ada Jurus yang tidak
diperagakan atau memperagakan urutan jurus yang sala oleh
peserta .
Dalam hal ini peserta dikenakan hukuman diskualifikasi.
Berlaku untuk kategori Tunggal dan Regu.
b. Pesilat yang memakai pakaian dan atau senjata yang
menyimpang dari ketentuan pertandingan dinyatakan
diskualifikasi.
Berlaku untuk kategori Tunggal, Ganda dan regu.
c. Pesilat tidak dapat melanjutkan penampilannya, karena
kesalahan sendiri.
Berlaku untuk kategori Tunggal, Ganda dan Regu.
d. Pertandingan tidak dapat dilanjutkan karena Juri tidak bisa
melaksanakan tugasnya akibat kecelakaan yang disebabkan
oleh Pesilat. Berlaku untuk kategori Tunggal, Ganda dan
Regu.


6. Penilaian

6.1. Penilaian terdiri atas :
6.1.1. Nilai Kebenaran yang mencakup unsur :
a. Kebenaran gerakan dalam setiap jurus
b. Kebenaran urutan gerakan
c. Kebenaran urutan jurus
Nilai perhitungan dari jumlah gerakan jurus Tunggal Baku
(100 gerakan) dikurangi nilai kesalahan.
6.1.2. Nilai kemantapan yang mencakup unsur :
a. Kemantapan gerak
b. Kemantapan irama gerak
c. Kemantapan penghayatan gerak
d. Kemantapan tenaga dan stamina
Pemberian nilai antara 50 (lima puluh) s/d 60 (enam puluh)
angka yang dinilai secara total/terpadu diantara keempat
unsur kemantapan.


7. Penentuan dan pengumuman pemenang

7.1. Pemenang adalah peserta yang mendapat nilai tertinggi untuk
penampilannya

7.2. Bila terdapat nilai yang sama, pemenangnya adalah peserta dengan
jumlah Nilai Kebenaran tertinggi.

7.3. Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya adalah peserta yang
mempunyai nilai kemantapan, penghayatan dan stamina tertinggi.

7.4. Bila nilai tetap sama, pemenangnya adalah peserta dengan waktu
peragaan lebih atau kurang yang terkecil mendekati kepada ketetapan
waktu (3 menit)

7.5. Bila masih tetap sama, pemenangnya adalah peserta dengan jumlah nilai
hukuman terkecil.

7.6. Bila masih tetap sama, pemenangnya akan diundi oleh Ketua
Pertandingan disaksikan oleh Delegasi Teknik, Dewan Juri dan Tim
Menejer Pesilat bersangkutan.

7.7. Pengumuman perolehan nilai peserta setiap kategori disampaikan setelah
para Juri menyelesaikan tugasnya menilai seluruh peserta pada setiap
kategori/pool dari Jurus Tunggal Baku. Ketentuan ini juga berlaku untuk
kategori Ganda dan Regu. Hasil total perolehan nilai ditampilkan pada
papan nilai bersamaan dengan pengumuman perolehan nilai yang
dilakukan oleh Ketua Pertandingan. Readmore »»

Senin, 21 Februari 2011

pencak silat sebagai olahraga

Dalam pertandingan pencak silat, ada beberapa ketentuan. Dalam hal ini syarat yang harus terpenuhi.

Peraturan Pertandingan Pencak Silat

Gelanggang dapat di lantai atau dipanggung dan dilapisi matras dengan tebal maksimum 5 cm, permukaan rata dan tidak memantul serta ditutup dengan alas yang tidak licin, berukuran 10 x 10 meter.

Gelanggang terdiri dari :

Bidang Gelanggang berbentuk segi empat bujur sangkar dengan ukuran 10 x 10 m.
Bidang Laga berbentuk lingkaran dalam bidang gelanggang
Batas Gelanggang dan bidang laga dibuat dengan garis selebar ke arah luar 5 cm dan berwarna kontras dengan permukaan gelanggang. Pada tengah-tengah bidang laga dibuat lingkaran dengan garis tengah 2 m selebar 5 cm sebagai batas pemisah sesaat akan dimulai pertandingan.

Lingkaran tersebut mempunyai tanda garis lurus pada garis tengah lingkaran selebar 5 cm. Yang sejajar dengan sisi bujur sangkar dan berwarna kontras dengan permukaan gelanggang.
Sudut pesilat adalah ruang pada sudut bujur sangkar yang berhadapan dan dibatasi oleh lingkaran bidang laga. Sudut yang berhadapan lainnya adalah sudut netral.



Keterangan :
1. Ketua pertandingan (1 orang)
2. Dewan wasit juri (3 orang )
3. Sekretaris pertandingan
4. Anggota wasit juri (18 orang)
5. Papan nilai
6. Pengamat waktu
7. Goong
8. Penimbang berat badan (2 orang )
9. Tim meis (4 orang )
10. Sudut biru
11. Sudut merah
12. Sudut netral
13. Juri (5 orang)


Perlengkapan gelanggang :

a. Ember, gelas, kain pel dan kesed dari ijuk,
b. Jam pertandingan/game match
c. Gong atau alat yang berfungsi sama
d. Lampu babak atau tanda lain untuk menentukan ronde/babak
e. Lampu pemenang berwarna merah dan biru atau alat/kode lain untuk menentukan pemenang
f. Perlengkapan lain-lain
g. Formulir pertandingan


Perlengkapan pertandingan :

a. Pakaian pertandingan, pakaian Pencak Silat berwarna hitam
b. Pelindung badan
c. Pelindung kemaluan


Pembagian kelas :

Menurut umurnya, peserta dibagi 2 golongan :

a. Kategori remaja (14-17 Tahun)- putra-putri
b. Kategori dewasa (17-35 Tahun)- putra-putri

Menurut berat badan, pesilat dibagi dalam kelas-kelas :

Golongan Remaja :

1 Kelas A 39-42
2 Kelas B 42-45
3 Kelas C 45-48
4 Kelas D 48-51
5 Kelas E 51-54
6 Kelas F 54-57
7 Kelas G 57-60
8 Kelas H 60-63
9 Kelas I 63-66
Keterangan :
• Untuk kelompok bagian puteri, kelas pertandingan hanya sampai H
• Untuk kelompok bagian putera, kelas pertandingan sampai I


Golongan dewasa:

No Kelas dan golongan Berat badan (Kg)
1 Kelas A 45-50
2 Kelas B 50-55
3 Kelas C 55-60
4 Kelas D 60-65
5 Kelas E 65-70
6 Kelas F 70-75
7 Kelas G 75-80
8 Kelas H 80-85
9 Kelas I 85-90
10 Kelas J 90-95
Keterangan :
• Untuk berat badan 95 keatas (Putera) dimasukan kedalam kelas bebas
• Untuk berat badan 75-90 (Puteri) dimasukan kedalam kelas bebas



Waktu Pertandingan
Permainan dilangsungkan dalam 3 babak yang setiap babak terdiri dari 2 menit. Di antara babak yang satu dengan lainnya diberikan waktu istirahat 1 menit. Waktu ketika wasit menghentikan pertandingan tidak termasuk waktu bertanding dan perhitungan terhadap pemain yang jatuh karena serangan yang sah tidak termasuk waktu bertanding.


Sasaran
Yang dapat dijadikan sasaran perkenaan adalah bagian tubuh kecuali leher ke atas dan kemaluan yaitu dada, perut, punggung dan pinggang kiri serta kanan. Bagian tungkai lengan dapat dijadikan sasaran serangan menjatuhkan dan mengunci tetapi tidak mempunyai nilai sebagai sasaran perkenaan. Setiap pertandingan dipimpin oleh 1 (satu) orang wasit dan dibantu oleh 5 (lima) orang juri penilai.

Apabila pesilat memukul bagian bagian selain bagian yang tercantum diatas, peilat akan diberi peringatan oleh wasit, dan apabila sudah tiga kali peringatan maka nilainya akan dikurangi satu point.


Prestasi teknik
Prestasi teknik adalah nilai yang diberikan kepada pesilat apabila melakukan teknik dalam dilat terhadap pesilat lain. diantaranya:
• Pukulan mendapatkan nilai 1
• Tendangan mendapatkan nilai 2
• Jatuhan mendapatkan nilai 3
• Tangkapan mendapatkan nilai 5




Keterangan:
- Jatuhan dianggap tidak sah bila kedua peasilat jatuh secara bersamaan
- Jika melakukan teknik sambil menghindar, maka diberi nilai point tambahan +1,   seperti    menghindar-menendang maka nilainya 2 (untuk tendangan ) +1 (disertai   menghindar    sebelumnya), dan seterusnya
- Bagian-bagian tertentu yang dalam pencak silat tidak boleh melakukan tendangan,   pukulan    dan sebagainya (penjlasan lanjutan tentang bagian yang tidak boleh   diserang), yaitu:
   o Bagin dari leher keatas dan bagian alat vital merupakam bagian yang tidak boleh   diserang    dan jika bagian itu terkena pukulan, tendangan atau lainya maka akan   terjadi fol atau dis
- Jika dalam penilaian (khususnya bantingan terdapat keragu-raguan maka juri akan   berkumpul    mengambil voting untuk meetukan yang sah atau tidaknya bantingan   tersebut.



Penentuan pemenang
Pemenang dalam satu pertandingan akan ditentukan oleh jumlah nilai yang diperoleh ketika melakukan pertandingan. Ketika penentuan pemenang juri akan mengangkat bendera merah atau biru (bendera merah di tangan kiri dan bendera biru di tangan kanan). Readmore »»

Kamis, 17 Februari 2011

Pencak Silat Sebagai Olahraga Bela Diri

Sumber: www.AnneAhira.com

Mensana in corpore sano, di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Ini merupakan sebuah motto atau ungkapan yang jelas-jelas menginformasikan pada kita, jika ingin sehat jiwa, maka badan harus sehat dulu.


Sudah sangat jelas bahwa mereka yang badannya sehat pasti kejiwaannya juga sehat. Untuk mencapai tingkat kesehatan maksimal, maka salah satu langkah pasti adalah dengan berolahraga. Olah raga menjadikan badan sehat, salah satunya adalah bela diri.


Bela diri sebagai satu cabang olah raga selain untuk menjaga diri dari penyakit, ternyata juga menjaga diri dari berbagai ancaman. Dengan menguasai salah satu olah raga bela diri, maka Anda dapat menghindarkan diri dari ancaman yang ada. Hidup memang penuh ancaman sehingga Anda harus selalu siap menghadapi semuanya.


Salah satu jenis olah raga bela diri yang terkenal adalah pencak silat. Pencak silat ini adalah bela diri tradisional yang diwariskan oleh leluhur. Dan, di setiap bagian negeri ini, pencak silat menjadi salah satu olah raga bela diri yang unik.


Tidak heran jika ada banyak aliran pencak silat di negeri ini. Anda sebagai pewaris sudah seharusnya mulai berpikir untuk ikut menjaga eksistensinya.


Warisan yang Berharga Dari Nenek Moyang


Pencak silat memang salah satu peninggalan berharga dari nenek moyang. Olah raga bela diri ini telah menjadi satu olah raga yang pada awalnya adalah sebuah ilmu atau keterampilan untuk menjaga diri dari berbagai ancaman dari luar diri. Hal ini merupakan bentuk kesadaran untuk menjaga eksistensi diri dalam kehidupan.


Negeri Indonesia memang sangat kaya. Warisan yang kita dapatkan tidak hanya alam semesta yang sangat kaya, tetapi juga berbagai peninggalan yang secara langsung membuat bangsa lain merasa iri dan ingin memilikinya.


Dalam hal kekayaan alam, sudah tidak dapat dikatakan berapa banyak yang sudah dimiliki oleh bangsa lain. Selain itu, dapat sulit untuk mengatakan berapa banyak warisan berharga yang sudah dilirik oleh bangsa lain. Begitu juga halnya warisan olah raga bela diri.


Sudah banyak warisan leluhur yang diambil oleh bangsa lain, setidaknya diaku sebagai milik bangsanya dan kita tidak dapat berbuat apa-apa. Sebagai contoh, negeri tetangga yang sudah terlalu sering mengklaim budaya sebagai milik mereka.


Berapa banyak kesenian yang diaku sebagai bagian kesenian mereka? Bahkan, bagian negeri ini saja, beberapa pulau telah diaku sebagai milik mereka. Akankah warisan olah raga bela diri ini pada akhirnya diakui pula sebagai warisan leluhur mereka?


Untuk itulah, maka sebagai pewaris sah, seharusnya Anda harus terus menjaga eksistensinya. Jangan sampai warisan tersebut hilang atau diakui oleh bangsa lain.


Menjadikan Pencak Silat Sebagai Olah Raga Wajib


Ancaman kepunahan warisan olah raga bela diri ini sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa sangat sedikit yang mau menekuni olah raga bela diri ini secara intens. Pada umumnya, semua beranggapan bahwa olah raga bela diri pencak silat sangat tradisional dan tidak modern.


Untuk hal tersebut, maka perlu kiranya perlu dibuat perencanaan maksimal untuk melestarikan eksistensi bela diri pencak silat ini. Kita harus menjadikan program khusus agar setiap orang di negeri ini mau secara sadar untuk melestarikannya. Oleh karena itulah, maka ada beberapa langkah penting / tips untuk pelestariannya, yaitu:



  • Jadikan Pencak Silat sebagai olah raga wajib di sekolah


Sebagai warisan, pencak silat dikelompokkan pada kesenian tradisional. Hal ini mengingat bahwa pencak silat ini merupakan satu seni membela diri. Tetapi setelah memperhatikan eksistensinya, maka pencak silat dijadikan sebagai cabang olahraga.


Karena eksistensinya sebagai salah satu cabang olahraga, maka untuk menjaga kelestariannya, seharusnya pencak silat dijadikan sebagai olahraga wajib di sekolah. Oleh karena itulah, maka pencak silat seharusnya dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah pada setiap tingkat satuan pendidikan.



  • Jadikan Pencak Silat sebagai olah raga wajib di masyarakat


Pada sisi lainnya, masyarakat-pun seharusnya kita berikan tanggungjawab dan kewajiban untuk ikut menjaga eksistensi pencak silat  sebagai warisan leluhur kita. Hal ini karena masyarakat merupakan komunitas yang sedemikian luas dan berbagai hal dapat terjadi dalam kehidupan.


Kita seringkali mendengar dan melihat bahwa banyak warga masyarakat yang mengalami kejahatan sehingga mengalami kerugian. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka hal tersebut sangat riskan.


Oleh karena itulah, seharusnya masyarakat-pun perlu ikut melestarikan eksistensi pencak silat dengan menjadikannya sebagai kemampuan bela dirinya.



  • Memperbanyak event pertandingan Pencak Silat


Masyarakat kurang mengenal pencak silat karena mereka sudah tidak pernah melihat atau mengetahui eksistensinya. Mereka tidak pernah melihat pencak silat sebagai seni atau olahraga beladiri.


Oleh karena itulah, maka sebaiknya kita perbanyak event pertandingan pencak silat. Dengan demikian, masyarakat lebih mengenal dan tertarik untuk ikut mendalaminya.

Readmore »»

Rabu, 16 Februari 2011

pencak silat

Pencak silat atau silat (berkelahi dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni bela diri Asia yang berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura tapi bisa pula ditemukan dalam berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu, seperti di Filipina Selatan dan Thailand Selatan. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, saat ini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat

 sejarah pencak silat berdasarkan wikipedia:


Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid. Karena hal itulah catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Di Minangkabau, silat atau silek diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar, di kaki Gunung Marapi pada abad XI.[1] Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara.

Kebanyakan sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Seperti asal mula silat aliran Cimande yang mengisahkan tentang seorang perempuan yang menyaksikan pertarungan antara harimau dan monyet dan ia mencontoh gerakan tarung hewan tersebut. Asal mula ilmu bela diri di Indonesia kemungkinan berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak. Seperti yang kini ditemui dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.

Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas,[2] yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri. Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan silek. Sheikh Shamsuddin (2005)[3] berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat. Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu. Sehingga, setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat.[4] Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.

Perkembangan dan penyebaran silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual. [3]

Silat berkembang di Indonesia dan Malaysia (termasuk Brunei dan Singapura) dan memiliki akar sejarah yang sama sebagai cara perlawanan terhadap penjajah asing. [4] . Setelah zaman kemerdekaan, silat berkembang menjadi ilmu bela diri formal. Organisasi silat nasional dibentuk seperti Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.


istilah dalam pencak silat:

sikap dan gerak:

Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.

Langkah:


Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting di dalam permainan silat yang baik dan benar. Ada beberapa pola langkah yang dikenali, contohnya langkah tiga dan langkah empat (entah mengapa di wikipedia tidak dijelaskan apa itu langkah tiga dan langkah empat. saya sendiri tidak mengerti apa yang di maksud. jika teman-teman mengerti, sudilah kiranya untuk memberitahukan kepada teman-teman yang tidak tahu)


Teknik atau Buah:


Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Secara tradisional istilah teknik ini dapat disamakan dengan buah. Pesilat biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.

Jurus:


Pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan tehnik-tehnik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.


Aspek dan Bentuk:


Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:
  1. Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
  2. Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.
  3. Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.
  4. Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.
Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari pengamatan atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah contoh dari aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela diri dan olah raga, baik fisik maupun pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Aspek olah raga dan aspek bela diri inilah yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.
Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan, atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olah raga. Oleh karena itu, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh Persilat, sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia.


Pencak silat di dunia:

Pencak Silat telah berkembang pesat selama abad ke-20 dan telah menjadi olah raga kompetisi di bawah penguasaan dan peraturan Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa, atau The International Pencak Silat Federation). Pencak silat sedang dipromosikan oleh Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua, dengan tujuan membuat pencak silat menjadi olahraga Olimpiade. Persilat mempromosikan Pencak Silat sebagai kompetisi olah raga internasional. Hanya anggota yang diakui Persilat yang diizinkan berpartisipasi pada kompetisi internasional.
Kini, beberapa federasi pencak silat nasional Eropa bersama dengan Persilat telah mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Pada 1986 Kejuaraan Dunia Pencak Silat pertama di luar Asia, mengambil tempat di Wina, Austria.
Pada tahun 2002 Pencak Silat diperkenalkan sebagai bagian program pertunjukan di Asian Games di Busan, Korea Selatan untuk pertama kalinya. Kejuaraan Dunia terakhir ialah pada 2002 mengambil tempat di Penang, Malaysia pada Desember 2002.
Selain dari upaya Persilat yang membuat pencak silat sebagai pertandingan olahraga, masih ada banyak aliran-aliran tua tradisional yang mengembangkan pencak silat dengan nama Silek dan Silat di berbagai belahan dunia. Diperkirakan ada ratusan aliran (gaya) dan ribuan perguruan.


Padepokan Pencak Silat Indonesia:


Padepokan adalah istilah Jawa yang berarti sebuah kompleks perumahan dengan areal cukup luas yang disediakan untuk belajar dan mengajar pengetahuan dan keterampilan tertentu. Padepokan yang disediakan untuk belajar dan mengajar Pencak Silat dinamakan Padepokan Pencak Silat. Di Minangkabau, Sumatera Barat, tempat belajar silat dinamakan sasaran silek yang biasanya hampir dimiliki oleh setiap nagari pada masa dahulunya.
Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI) adalah padepokan berskala nasional dan internasional yang berlokasi di di tas lahan yang luasnya sekitar 5,2 hektar di kompleks Taman Mini Indonesia Indah. Luas total bangunannya sekitar 8.700 m2 dan luas total selasar-selasarnya sekitar 5.000 m2. Padepokan ini secara resmi dibuka oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1997.
Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI) mempunyai sekurang-kurangnya 5 fungsi, yakni :
  1. Sebagai pusat informasi, pendidikan, penyajian dan promosi berbagai hal yang menyangkut Pencak Silat.
  2. Sebagai pusat berbagai kegiatan yang berhubu-ngan dengan upaya pelestarian, pengembangan, penyebaran dan pening-katan citra Pencak Silat dan nilai-nilainya.
  3. Sebagai sarana untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat Pencak Silat Indonesia.
  4. Sebagai sarana untuk mempererat persahabatan diantara masyarakat Pencak Silat di berbagai negara.
  5. Sebagai sarana untuk memasyarakatkan 2 kode etik manusia Pencak Silat, yakni : Prasetya Pesilat Indonesia dan Ikrar Pesilat.

Organisasi Pencak Silat:
  • PERSILAT- Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa
  • IPSI - Ikatan Pencak Silat Indonesia
  • PESAKA Malaysia - Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia
  • PERSISI - Persekutuan Silat Singapore
  • EPSF - European Pencak Silat Federation
Sampai saat ini Anggota Organisasi Pencak Silat yang sudah terdaftar/tercatat di PERSILAT sebanyak 33 organisasi di seluruh dunia.




sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat






Readmore »»

Beregu Pencak Organisasi Surabaya - Penyisihan PorProv 2007 Jatim

Readmore »»

ganda

Readmore »»

tunggal

Readmore »»

info dunia persilatan

buat teman-teman yang mau memberikan info tentang pertandingan pencak silat dari berbagai daerah, boleh kumpul di sini Readmore »»